Kakek Meninggal Ketika Saya Shalat Jum’at

Oleh Dian Kurnia

Kematian adalah realitas yang sesungguhnya dalam kehidupan ini. Sebagaimana termaktub dalam kitab suci al-Qur’an, Allah Swt telah berfirman yang artinya, “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?” (Q.S. An-Nisa: 78).

Hari itu, Jum’at 9 Rajab 1432 H, bertepatan dengan tanggal 18 Juni 2010, saya sedang menunaikan shalat Jum’at di masjid Kifayatul Achyar, Ds. Cipadung, Cibiru, Kabupaten Bandung. Tak ada firasat sedikitpun maupun keresahan dan kegundahan hati yang nyata saya rasakan tentang peristiwa selanjutnya yang akan saya alami dan saksikan. Namun, selepas shalat usai, sendal saya tidak ada di tempat. “Sandal saya dicuri orang,” gumam dalam hati. Ya, memang sering saya saksikan beberapa sandal jamaah masjid hilang. Dan baru kali ini saya mengalaminya. Akhirnya saya pulang tanpa sandal menuju kosan dengan langkah tak tentu arah dan perasaan.

Sesampai di kosan, terdengar tiga kali bunyi HP saya, menandakan ada SMS masuk. Saya lihat inbox, dari Ibu, kakak saya, dan adik saya. “Wah… ada apa gerangan?” gumam saya lagi dalam hati. Tidak terfikir berita duka yang akan saya dapatkan. Mereka memberitahu saya bahwa bapak aki (kakek) sudah tiada, ia meninggal dunia ! Saya tertegun untuk beberapa saat….

“Innalillaahi wa inna ilaihi raaji’uun,” ucap saya dalam kesunyian hati. Tak sempat terfikirkan, dua minggu sebelum berita duka itu saya terima, bapak aki (kakek) terlihat masih sehat, bahkan sempat saya potong rambutnya sambil membicarakan perihal amang saya (paman) yang akan menikah semingu kemudian. Ia nampak sehat dengan senyuman khasnya yang terpancar dari wajah tua yang penuh keriput putih itu. Ini benar-benar mengejutkan saya khususnya dan keluarga saya semua.

Sedih bercampur bingung menghantui perasaan saya waktu itu. Saya belum sempat mengucapkan sepatah kata yang bermakna untuk beliau. Hanya bercakap-cakap santai yang telah saya lalui bersamanya. Sebelumnya, bapak aki memang sudah sering sakit-sakitan (jika tidak salah sudah 2 kali, dan yang ketiga inilah yang menyelesaikan hidupnya). Saya adalah salah satu cucunya, selain adik saya (Deden Kurnia Syam) yang selalu setia menemani kondisi sakitnya. Memijatnya, memapah ke kamar mandi, dan memakaikan baju ketika selesai mandi. Kematian yang tiba-tiba memang sudah sering saya dengar dalam pernyataan para ‘ulama yang merujuk pada kalam Ilahi.

Prosesi pengurusan mayat dilangsungkan hari itu juga, Jum’at sore sekitar pukul 12.00 WIB s/d 14.oo WIB. Berhubung posisi saya sedang di Bandung, terpaksa saya hanya bisa mengusung keranda mayatnya sampai ke liang lahad. Namun, saya masih bersyukur dengan hal itu. Karena masih bisa melihat wajah bapak aki tuk terakhir kalinya. Saya yakin, bapak aki termasuk orang-orang yang beruntung, karena kematiannya pada hari Jum’at ketika saya sedang shalat Jum’at. Banyak kemudahan dalam mengurusi mayatnya. Tak terlihat kotoran ataupun bau tubuh yang keluar dari dalam tubuhnya sewaktu dimandikan. Bapak aki memang orang baik semasa hidupnya. Baik kepada anak-nakanya, cucunya  (termasuk saya), serta kepada para tetangga.

Saya berdo’a, semoga kematian bapak aki adalah kematian yang khusnul khotimah, tenang dan tentram di alam barzakh. Mendapatkan kenikmatan kubur. Dijauhkan dari siksa kubur dan jurang api neraka yang menghancurkan dan membinasakan. Serta mendapatkan syafa’at dari Nabi Muhammad Saw, dan masuk secara damai ke dalam surganya Allah Swt.***

“Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan” (Q.S. Al-Waqi’ah: 60)

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Jumuah: 8)

Sakoentala, 16 Mei 2011

Cucu ke-2 bapak aki,

Dian Kurnia

bapak_aki 2

bapak_aki 3

bapak_aki 4

bapak_aki 1

About diankurniaa

Dian Kurnia. Blogger; Penulis Lepas di koran lokal dan nasional; Mahasiswa Sejarah UIN SGD Bandung.
This entry was posted in Pengalaman, Renungan and tagged , , . Bookmark the permalink.

Leave a comment