Metodologi Sejarah: Seputar Kritik Sumber

Oleh: Dian Kurnia

Setelah sumber sejarah dalam berbagai kategorinya terkumpul, tahap berikutnya yang dilakukan adalah verifikasi atau lazim disebut dengan kritik. Tujuannya adalah untuk memperoleh keabsahan sumber sejarah yang kita dapatkan pada tahap heuristik (Dudung Abdurahman, 1999: 58). Dalam hal ini juga harus diuji keabsahan tentang keaslian (otentisitas) dan kesahihan sumber (kredibilitas) yang ditelusuri melalui kritik ekstern dan kritik intern.

Mengenai hal ini, Dudung Abdurahman (1999: 59), menjelaskan teknik verifikasi atau kritik menyangkut aspek keaslian sumber (otentisitas) sejarah. Menurutnya, otentisitas suatu sumber sejarah minimal dapat diuji berdasarkan lima pertanyaan pokok sebagai berikut:

1)             Kapan sumber itu dibuat? Peneliti harus menemukan tanggal pembuatan dokumen yang dijadikan sumber penulisan sejarah.

2)             Di mana sumber itu dibuat? Peneliti harus mengetahui asal usul dan lokasi pembuatan sumber yang dapat menciptakan keasliannya.

3)             Siapa yang membuat? Hal ini mengharuskan adanya penyelidikan atas kepengarangan. Jadi setelah diketahui siapa pengarang dari suatu dokumen, peneliti sejarah berusaha untuk melakukan identifikasi terhadap pengarang mengenai sikap, watak, pendidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan sumber dokumen yang ia ciptakan tentang satu peristiwa sejarah di masa lampau yang langsung berhubungan dengan dirinya.

4)             Dari bahan apa sumber itu dibuat? Untuk hal ini analisis terhadap bahan atau materi yang berlaku pada zaman tertentu bisa menunjukan otentisitas. Beberapa pertimbangan yang dapat dipakai untuk menguji keaslian bahan dokumen, misalnya, kertas masih jarang ditemukan sebelum abad ke-15, dan percetakan tidak dikenal; potlot masih sulit ditemukan pada sebelum abad ke-16; dan kertas (India) baru ada pada akhir abad ke-19 (Gottschalk, 1983: 82).

5)             Apakah sumber itu dalam bentuk asli? Peneliti sejarah menguji mengenai integritas sumber sejarah. Kecacadan sumber sejarah dimungkinkan terjadi pada bagian-bagian dokumen atau keseluruhannya, yang disebabkan oleh usaha sengaja untuk memalsukan atau kesalahan disengaja oleh seseorang atau kelompok tertentu. Dalam banyak hal teks asli dapat direstorasi secara mendekati atau secara lengkap. Dalam pada itu pula peneliti sejarah harus berusaha untuk menetapkan kopi mana yang paling mendekati dokumen asli dalam aspek waktunya.

Selain menyangkut keaslian sumber sejarah (otentisitas), kritik juga menyinggung persoalan kesahihan dari satu sumber sejarah (kredibilitas). Sebagaimana mengutip pernyataan Gilbert J. Garraghan, dalam Dudung Abdurahman (1999: 61), ia menyatakan bahwa kekeliruan saksi sejarah yang menyangkut sahih tidaknya suatu sumber sejarah ditumbulkan oleh dua faktor utama: Pertama, kekeliruan dalam sumber informasi yang terjadi dalam usaha menjelaskan, menginterpretasikan, atau menarik kesimpulan dari suatu sumber. Kedua, kekeliruan dalam sumber formal. Penyebabnya adalah kekeliruan yang disengaja terhadap kesaksian yang pada mulanya penuh kepercayaan; detail kesaksian tidak dapat dipercaya; dan para saksi terbukti tidak mampu menyampaikan kesaksiannya secara sehat, cermat, dan jujur (Garraghan, 1957: 232).

About diankurniaa

Dian Kurnia. Blogger; Penulis Lepas di koran lokal dan nasional; Mahasiswa Sejarah UIN SGD Bandung.
This entry was posted in Sejarah and tagged , . Bookmark the permalink.

Leave a comment