Historiografi Umum: Sebuah Pengantar

Oleh: Dian Kurnia

Historiografi merupakan langkah terakhir yang ditempuh oleh peneliti sejarah dalam Metode Penelitian Sejarah (heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi). Secara umum, historiografi  sebagai sebuah  ilmu berbicara mengenai proses penulisan daripada suatu peristiwa di masa lampau (peristiwa sejarah). Sedangkan, pengertian umum dari historiografi umum sebagai satu disiplin ilmu sejarah, merupakan satu bagian integral dari historiografi dalam metode sejarah yang berbicara mengenai kerangka penulisan ilmiah (terkait dengan struktur fisik dan ide), teori penafsiran sejarah (korelasi antara kosmosentris, teosentris, dan antroposentris), serta perkembangan teori dan metodologi sejarah (berkaitan erat dengan bibliografi, yakni struktur penulisan suatu karya tulis).

Aspek metodologi dalam kajian historiografi umum meliputi beberapa kajian ilmu sosial. Seperti sejarah dunia, filsafat ilmu, filsafat umum, dan filsafat sejarah. Kombinasi dari beberapa disiplin ilmu tersebut, terakumulasi dalam kajian historiografi umum. Historiografi umum memiliki esensi tentang kesadaran manusia dalam memaknai kehidupannya ke dalam sebuah tulisan (dokumen).

Menjelaskan suatu peristiwa sejarah sangat membutuhkan aspek pembabakan atau periodisasi. Dari latar sejarahnya, periodisasi atau pembabakan waktu untuk kajian historiografi umum adalah dimulai dari zaman Yunani Kuno ketika Caesar memperkenalkan istilah Acta Diurna untuk kegiatan penulisan peristiwa sehari-hari dalam sebuah papan pengumuman di tengah kota (polis).   Kegiatan penulisan sejarah pada masa ini (Yunani) lebih mengedepankan ciri empirisme dengan karakter fenomenologinya (hedonisme, naturalistik, materialisme, dan spiritualisme), realistik, dan positivistik.

Berbeda halnya dengan zaman Romawi. Penulisan sejarah pada masa ini memiliki ciri causa prima dalam zat Tuhan. Tuhan diidentifikasikan sebagai sumber sejarah manusia di muka bumi (eksistensialisme), madzhabnya dikenal dengan sebutan subtansialisme. Terdapat manusia suci dari gereja yang lebih berhak menulis setiap gejala sosial pada masa Romawi, sehingga pengaruh gereja lebih mendominasi kehidupan pada zaman ini.

Pada perkembangannya, historiografi umum telah mengalami beberapa perubahan orientasi. Aspek geografis dan antropologis menjadi faktor pemicu. Sebagaimana sudah dijelaskan, pada masa Yunani, orientasi human interest menjadi satu yang utama dalam penulisan gejala sosial. Orientasi Yunani lebih mengedepankan aspek masyarakat umum sebagai unsur dari kerajaan. Sedangkan, Romawi lebih mengedepankan orientasi kerajaan dengan aktor gerejawan sebagai tokoh penulisnya. Pada zaman pertengahan, kegiatan penulisan gejala sosial ini masih terciprati oleh unsur gereja. Hingga abad pencerahan di eropa (renaissance), proses penulisan sejarah mulai mengalami perubahan ke arah yang lebih luas. Lebih bersifat holistis dan komprehensif.

Penulisan sejarah di abad pertengahan secara umum mengungkapkan tentang sejarah manusia dan dunia sebagai peralihan dari penulisan sejarah yang bersifat ethnocentris dan regiocentris pada masa tradisional ke penulisan yang cenderung bersifat theocentris. Peralihan corak penulisan sejarah ini pada gilirannya telah melahirkan pandangan sejarah yang filosofis spekulatif, karena sejarawan-sejarawan masa ini tidak dapat melepaskan diri dari pandangan mitis dan keagamaan, sehingga pandangan ini bercampur dengan keharusan bahwa sejarah harus ditulis secara faktual. Dalam penulisan seperti ini sangat sulit sekali dibedakan antara hal-hal yang bersifat profane (duniawi) dengan hal-hal yang bersifat supernatural.

Mulai abad ke 15 orang-orang Eropa mulai bangkit dari keteledoran mereka pada abad tengah. Pada masa ini berbagai upaya dilakukan untuk bebas dari keterikatan gereja yang selama ini mempengaruhi cara berpikir mereka dalam segala lapangan. Di masa ini harakat dan kemampuan berfikir manusia mulai dihargai. Secara berangsur-angsur dilakukan perombakan tatanan kehidupan masyarakat, kebebasan berfikir dan struktur sosial, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Masa ini disebut dengan Renaissance dan Humanisme.

Sejarah itu pada dasarnya bersifat spekulatif, sama halnya dengan filsafat dengan ciri spekulatif dan analitiknya. Dilihat dari sudut perkembangan kebudayaan, renaissance sesungguhnya merupakan tonggak sejarah atau awal  jaman modern dari sejarah Barat, yang ditandai dengan munculnya para tokoh pemikir humanis, termasuk di dalamnya adalah Machiavelli. Mereka itu terdiri dari para kaum intelektual, sastrawan, filosof, ilmuwan, seniman dan sebagainya. Walaupun hanya terdiri dari kelompok kecil saja, namun demikian gagasan-gagasan mereka benar-benar telah membangkitkan  semangat (jiwa) baru dan jaman baru, sehingga mereka itu juga sering disebut dengan istilah kelompok minoritas kreatif.

Book Reports. Disusun berdasarkan catatan perkuliahan Historiografi Umum tahun 2011

About diankurniaa

Dian Kurnia. Blogger; Penulis Lepas di koran lokal dan nasional; Mahasiswa Sejarah UIN SGD Bandung.
This entry was posted in Sejarah, Tugas Kuliah and tagged , . Bookmark the permalink.

Leave a comment